Rie Keiryow
Always trying to do the best to be better than the best..
Rabu, 16 Januari 2013
Minggu, 06 Januari 2013
coffeedoc II Komunikasi UMS
A Documentary Film Fest presented by Broadcast and Cinema major Muhammadiyah University of Surakarta, Indonesia to be held this January 12, 2013. There will be seven films from EOP Entertainment - Nasionalisme dalam Onggokan Piringan Hitam, OTW Productions - Selamatkan Aku, Pari Sepuh Productions - Langkah Pendidikan Pendekar Lembah Manah, Pascamid Productions - Pahlawan Persimpangan, Sadewo Productions - Besar Namamu tak Seindah Lagumu, Saraswati Pictures - Bertahan di tengah-tengah Mayoritas, RK Productions - Denyut Nadi di tegah Keramaian Pasar Klewer.
also an acoustic performance, a free coffee and it's for FREE..
Rabu, 28 Maret 2012
I am B Lover
BigBang.. B2st.. Block B.. B1A4.. B.A.P..
They are the coolest boyband I ever knew.. yeaa I knew it..
It is a coincided that they got B as their initial.. It make me become B LOVER..
though there're so many boyband with B as their initial, I just love these 5.. They got cool rappers, such as G.D, Joker, Zico, Baro, Jepp..
Powerful main vocal, such as Daesung, Yoseob, Taeil, Sandeul, Daehyun..
Dance machine, such as Taeyang, Kikwang, B-Bomb, CNU, Jongup..
Cute Maknae, such as Seungri, Dongwoon, P.O, Gongchan, Zelo..
I just love them so much..
Bigbang with Jiyoung Seunghyun Yongbae Daesung Seungri..
Beast with Doojun Hyunseung Junhyung Yoseob Kikwang Dongwoon..
Block B with Jiho Kyung Minhyuk Taeil Jaehyo Yukwon Jihoon..
B1A4 with Jinyoung Shinwoo Sunwoo Junghwan Gongchan..
B.A.P with Yongguk Himchan Daehyun Youngjae Jongup Junhong..
I am B LOVER! you know what I'm saying..
Selasa, 15 November 2011
quote
Orang-orang yang bisa mencintai secara mendalam, tidak akan pernah tua; mungkin mereka akan meninggal dalam usia tua, tapi jiwa mereka tetep muda.
Benjamin Franklin (1706-1790)
Benjamin Franklin (1706-1790)
cintaku....
Air mataku sudah membanjiri wajah ku ketika aku tahu bahwa cintaku akan pergi meninggalkan ku untuk selamanya. Semua itu terjadi karena kanker yang diderita kekasihku sejak kecil dan sudah tidak bisa untuk diobati.
Kini aku berada disampingnya sambil menggenggam erat tangannya dan hingga kini air mataku masih enggan untuk berhenti. Dia masih tertidur dengan lelapnya, entahlah yang ku lihat ini benar atau tidak, tapi wajahnya menyimpan jutaan ketenangan, seolah tak akan terjadi apa-apa dengan dirinya. Tapi sungguh dia pun tahu apa yang akan terjadi dengannya. Dan kini dia berusaha menyembunyikan rasa gelisah yang berkecamuk dalam dirinya. Kurasa itu untuk membuatku tenang.
Dia membuka matanya dan berkata pada ku. “Sayang, hapus air matamu, kau tahukan aku tidak suka melihat mu menangis terlebih karena aku.”
Senyum manis yang menghias di wajahnya sedikit menenangkan kegelisahanku. Akupun langsung menghapus air mataku, dan dia berkata lagi kepadaku.
“Kau tahu, bahwa tak ada hal yang paling membahagiakan dalam hidupku selain melihat mu bahagia, aku mencintaimu.”
Kata-kata di akhir kalimatanya tiba-tiba saja langsung menggetarkan hatiku.
“Aku juga sangat mencintaimu, melebihi apapun di dunia ini.” Ku lontarkan senyum ku untuk membuatnya senang.
“Baguslah, tapi kumohon jangan pernah sedih hanya karena aku... akan meninggalkanmu...”
Aku terkejut dengan kalimatnya. “Kumohon jangan ucapkan itu, aku percaya kau akan sembuh dan kita akan terus bersama selamanya, aku....”
“Sayang... kau tahu semua itu akan terjadi padaku suatu saat nanti, kumohon jangan perlakukan aku seperti ini.” Dia menutup matanya.
Aku sempat terkejut, tapi saat aku melihat garis detak jantunngnya masih berbentuk gelombang dan bukan garis lurus, itu berarti. Syukurlah... dia hanya tertidur. Wajahnya manis sekali.
Keesokan harinya, jam 5 sore, dimana ini adalah saat yang paling mendebarkan di dalam hidupku. Jantungku sungguh tak bisa menahan kejutan yang menyakitkan ini.
Detak jantung kekasihku melemah. Mungkin ini saat-saat yang sangat tidak kutunggu-tunggu.
Aku berusaha menahan air mataku, tapi susah sekali. Bahkan aku tidak sadar bahwa air mataku sudah keluar sederas ini. Tapi aku tetap berusaha untuk tegar dihadapannya yang terbujur lemah.
Beberapa jam setelah ini, masa-masa kritis itu sudah lewat, dia seperti sudah sehat. Sama sekali tidak seperti orang yang sedang sakit keras. Kami lama mengobrol sambil mengenang masa-masa indah saat kami pacaran di luar sana dulu.
Tapi, tiba-tiba kalimat yang keluar dari mulutnya, seakan telah menyayat-nyayat hatiku.
“Aku harus pergi, mungkin ini saat-saat terakhir kita bersama.” Dia tersenyum padaku, senyum termanisnya.
“Kau jangan pernah meninggalkan ku, kumohon, aku terlalu menyayangimu dan tak ingin kehilanganmu.”
“Ayolah...jangan bohongi dirimu sendiri, kau tahu ini akan terjadi, tersenyumlah demi kekasihmu ini, ini sudah waktuku.”
Walaupun dia tahu ini semua menyakitkan, tapi entah mengapa dia masih berusaha untuk membuat ku tenang. Aku pun tak ingin terlihat tak tenang di hadapannya. Semua ini demi permintaan terakhir darinya. Walau hatiku menangis, tapi semua tetap untuknya.
“Sayang, bagaimana pendapatmu tentang ku saat ini?” Tanyanya membuat ku heran.
Aku menggelengkan kepalaku. “Entahlah, tapi bagiku kau masih tetap kau yang lima belas tahun lalu ku kenal sebelum akhirnya kita memutuskan untuk berpacaran.”
“Benarkah aku masih tampak semuda itu?” Tanyanya lirih. “Sayang, terima kasih untuk cinta yang kau beri padaku selama ini.”
“Sayang... kau jangan berkata seperti itu, aku...” Kalimatku terpotong oleh bunyi alat pendeteksi detak jantung yang mulai melihatkan garis lurus pada sinarnya.
Aku panik dan kupanggil semua dokter yang lewat di luar kamar tanpa kuhiraukan telepon di dalam karena kepanikanku.
Dan tak lama setelah itu, dia telah benar-benar pergi meninggalkanku untuk selamanya. Tapi aku ingat kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya yang menunjukkan betapa dia bahagia karena aku mencintainya. Dan aku memang sangat mencintaimu, sayang.
Selamat jalan, kuikhlaskan kepergianmu demi kebahagiaanmu di tempat yang pasti masih asing bagimu. Dan disana kau pasti akan melihat betapa aku akan merindukanmu. Kau tetaplah kau yang masih kucintai hingga kini.
Kini aku berada disampingnya sambil menggenggam erat tangannya dan hingga kini air mataku masih enggan untuk berhenti. Dia masih tertidur dengan lelapnya, entahlah yang ku lihat ini benar atau tidak, tapi wajahnya menyimpan jutaan ketenangan, seolah tak akan terjadi apa-apa dengan dirinya. Tapi sungguh dia pun tahu apa yang akan terjadi dengannya. Dan kini dia berusaha menyembunyikan rasa gelisah yang berkecamuk dalam dirinya. Kurasa itu untuk membuatku tenang.
Dia membuka matanya dan berkata pada ku. “Sayang, hapus air matamu, kau tahukan aku tidak suka melihat mu menangis terlebih karena aku.”
Senyum manis yang menghias di wajahnya sedikit menenangkan kegelisahanku. Akupun langsung menghapus air mataku, dan dia berkata lagi kepadaku.
“Kau tahu, bahwa tak ada hal yang paling membahagiakan dalam hidupku selain melihat mu bahagia, aku mencintaimu.”
Kata-kata di akhir kalimatanya tiba-tiba saja langsung menggetarkan hatiku.
“Aku juga sangat mencintaimu, melebihi apapun di dunia ini.” Ku lontarkan senyum ku untuk membuatnya senang.
“Baguslah, tapi kumohon jangan pernah sedih hanya karena aku... akan meninggalkanmu...”
Aku terkejut dengan kalimatnya. “Kumohon jangan ucapkan itu, aku percaya kau akan sembuh dan kita akan terus bersama selamanya, aku....”
“Sayang... kau tahu semua itu akan terjadi padaku suatu saat nanti, kumohon jangan perlakukan aku seperti ini.” Dia menutup matanya.
Aku sempat terkejut, tapi saat aku melihat garis detak jantunngnya masih berbentuk gelombang dan bukan garis lurus, itu berarti. Syukurlah... dia hanya tertidur. Wajahnya manis sekali.
Keesokan harinya, jam 5 sore, dimana ini adalah saat yang paling mendebarkan di dalam hidupku. Jantungku sungguh tak bisa menahan kejutan yang menyakitkan ini.
Detak jantung kekasihku melemah. Mungkin ini saat-saat yang sangat tidak kutunggu-tunggu.
Aku berusaha menahan air mataku, tapi susah sekali. Bahkan aku tidak sadar bahwa air mataku sudah keluar sederas ini. Tapi aku tetap berusaha untuk tegar dihadapannya yang terbujur lemah.
Beberapa jam setelah ini, masa-masa kritis itu sudah lewat, dia seperti sudah sehat. Sama sekali tidak seperti orang yang sedang sakit keras. Kami lama mengobrol sambil mengenang masa-masa indah saat kami pacaran di luar sana dulu.
Tapi, tiba-tiba kalimat yang keluar dari mulutnya, seakan telah menyayat-nyayat hatiku.
“Aku harus pergi, mungkin ini saat-saat terakhir kita bersama.” Dia tersenyum padaku, senyum termanisnya.
“Kau jangan pernah meninggalkan ku, kumohon, aku terlalu menyayangimu dan tak ingin kehilanganmu.”
“Ayolah...jangan bohongi dirimu sendiri, kau tahu ini akan terjadi, tersenyumlah demi kekasihmu ini, ini sudah waktuku.”
Walaupun dia tahu ini semua menyakitkan, tapi entah mengapa dia masih berusaha untuk membuat ku tenang. Aku pun tak ingin terlihat tak tenang di hadapannya. Semua ini demi permintaan terakhir darinya. Walau hatiku menangis, tapi semua tetap untuknya.
“Sayang, bagaimana pendapatmu tentang ku saat ini?” Tanyanya membuat ku heran.
Aku menggelengkan kepalaku. “Entahlah, tapi bagiku kau masih tetap kau yang lima belas tahun lalu ku kenal sebelum akhirnya kita memutuskan untuk berpacaran.”
“Benarkah aku masih tampak semuda itu?” Tanyanya lirih. “Sayang, terima kasih untuk cinta yang kau beri padaku selama ini.”
“Sayang... kau jangan berkata seperti itu, aku...” Kalimatku terpotong oleh bunyi alat pendeteksi detak jantung yang mulai melihatkan garis lurus pada sinarnya.
Aku panik dan kupanggil semua dokter yang lewat di luar kamar tanpa kuhiraukan telepon di dalam karena kepanikanku.
Dan tak lama setelah itu, dia telah benar-benar pergi meninggalkanku untuk selamanya. Tapi aku ingat kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya yang menunjukkan betapa dia bahagia karena aku mencintainya. Dan aku memang sangat mencintaimu, sayang.
Selamat jalan, kuikhlaskan kepergianmu demi kebahagiaanmu di tempat yang pasti masih asing bagimu. Dan disana kau pasti akan melihat betapa aku akan merindukanmu. Kau tetaplah kau yang masih kucintai hingga kini.
---love---
Entah sejak kapan aku mulai merasakan cinta. Tapi jujur ini kali pertama aku merasakan cinta yang seindah ini. Bahkan ini kali pertama aku rela melakukan apapun demi cintaku. Bukan untuk mendapatkan sosok tampannya yang baik hati, melainkan untuk mendapatkan senyum kebahagiaan yang menghias di balik ketampanannya yang melukiskan betapa sempurna sosoknya di mataku.
Entahlah ini bualan atau bukan. Tapi yang jelas dialah yang terbaik yang ku jumpai hingga saat ini di dalam hidupku.
Senin, 17 Januari 2011
Jajanan Yang Mengancam Masa Depan
Berburu jajanan saat istirahat atau pulang sekolah merupakan kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Banyak jajanan yang menggoda, seperti es lilin, gulali, agar-agar, harumanis dan sebagainya dengan bentuk dan warna yang menarik. Anak-anak yang masih polos itu tidak tahu apa yang mereka makan dan bagaimana proses pembuatannya. Guru di sekolah pun tidak bisa mengawasi apa yang mereka makan.
Penampilan makanan, termasuk warnanya, sangat berpengaruh untuk menggugah selera. Penambahan zat pewarna pada makanan bertujuan agar makanan lebih menarik. Penggunaan pewarna makanan alami sudah digunakan sejak dulu. Banyak contohnya seperti kunyit untuk warna kuning, suji untuk warna hijau dan lain sebagainya.
Namun pewarna alami ini ketersediaannya sulit didapat dan merupakan pewarna yang tidak homogen sehingga hasilnya terlihat pucat. Seiring perkembangan zaman dibuatlah pewarna sintetis yang dapat digunakan dalam jumlah sedikit tapi menghasilkan warna yang cerah.
Masalahnya terdapat pada layak tidaknya pewarna itu pada makanan atau jajanan. Hingga saat ini masih ada orangtua yang belum menyadari bahwa jajanan yang ada di sekolah dapat menjadi ancaman keselamatan kesehatan anaknya.
Masalah keracunan makanan tampaknya sudah langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada dan angka kejadiannya cukup tinggi. Dan hampir seluruhnya diakibatkan karena zat-zat tambahan pada makanan dan pengolahan makanan yang tidak higienis. Parahnya makanan seperti ini banyak dijual di kantin sekolah.
Sebagian pedagang yang ditemui berdalih bahwa pewarna tekstil yang mereka gunakan itu tidak berbahaya makanya mereka berani menambahkan pada jajanan mereka. Selain dengan pewarna tekstil, mereka juga tidak peduli dengan kebersihan dan proses pengolahan yang tidak higienis.
Selain itu ada motif ekonomi, mereka ingin mengeluarkan modal yang kecil untuk keuntungan yang besar. Sebab dibandingkan dengan bahan pewarna khusus makanan, bahan pewarna tekstil harganya lebih murah.
“Jika menggunakan bahan pewarna khusus makanan mengeluarakan Rp. 90.000,-/kg sementara untuk pewarna tekstil hanya mengeluarkan Rp. 70.000,-/kg,” aku Joko (nama samara) seorang penjual harumanis ditemui di rumahnya hari minggu saat ia menyiapkan bahan-bahan yang akan ia gunakan untuk membuat harumanis.
Sangat ekonomis memang jika menggunakan pewarna tekstil. Selain harganya yang murah, penggunaan pewarna tekstil hanya seperempat dari penggunaan pewarna makanan yang sesungguhnya. Dengan begitu mereka akan mendapat keuntungan yang berlipat.
Dengan menggunakan alat sederhana yang dibuat olehnya sendiri dari kayu. Pada tiga sisinya terdapat semacam pasak tiga buah yang digunakan untuk mengolah harumanis dengan cara menarik-narik adonan sehingga adonan harumanis membentuk seperti kapas.
Pewarna yang mereka gunakan mereka akui adalah pewarna tekstil yang banyak dijual di pasaran, yakni Rhodamin B. Selain menggunakan Rhodamin B Joko dan rekannya sesama pengolah harumanis juga menambahkan gula biang guna menguatkan rasa manis pada harumanis buatan mereka.
Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar.
Ciri - ciri pangan mengandung Rhodamin B, yakni berwarna merah menyala, bila produk pangan dalam bentuk larutan/minuman warna merah berpendar atau berflueresensi; dalam pengelolaan tahan terhadap pemanasan (direbus/digoreng warna tidak pudar), banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es puter).
Menurut peraturan pemerintah RI NO. 28 tahun 2004, Rhodamin B adalah zat pewarna yang tidak boleh digunakan pada makanan. Dampak penggunaan Rhodamin B pada makanan adalah terjadinya iritasi saluran pernafasan, iritasi pada saluran pencernaan, iritasi kulit, iritasi mata, keracunan atau gangguan hati.
"Bila terus mengonsumsi Rhodamin B bisa menyebabkan gangguan pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Sementara jika mengonsumsi makanan yang mengandung Rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga lama-kelamaan jumlahnya terus bertambah," tutur seorang ahli gizi dr. Damayanti.
Sementara gula biang berpotensi bisa mengakibatkan penyakit kanker kandung kemih pada manusia. Efek dari rhodamin B ataupun gula biang ini baru akan kelihatan setelah puluhan tahun.
Keracunan
Berdasarakan informasi yang diperoleh dari dokter bahwa suatu penelitian mengenai keracunan yang terjadi menyatakan bahwa tingkat SD menempati ranking pertama dalam kasus keracunan yang berasal dari makanan. Dari 3.239 kasus yang terjadi, 26,09% atau sekitar 845 kasus berasal dari sekolah. Dari jumlah kasus tersebut, didominasi tingkat SD yakni 78,57% kasus dan 3,57%-nya di tingkat taman kanak-kanak. Zat pewarna, hingga pemutih, penyedap rasa, dan pengawet menjadi asal mula keracunan tersebut.
Apakah masalah ini menjadi tanggung jawab orangtua sepenuhnya? Tentu saja tidak, orang tua memang berperan dalam menjaga kesehatan anak-anaknya. Tapi ketika sudah memasuki lingkungan sekolah guru lah yang berperan dalam memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh murid-muridnya.
Masyarakat, orang tua dan guru seharusnya lebih waspada terhadap ancaman makanan yang berbahaya. Dengan cara memberi pengertian kepada anak atau murid mereka mengenai makanan yang akan mereka konsumsi. Beri pengertian bahwa mereka tidak seharusnya memberi makanan dengan warna yang mencolok.
Akan lebih baik jika orangtua tidak lagi memberikan bekal materi kepada anaknya saat bersekolah. Berikan juga bekal makanan dari rumah. Karena lebih baik mencegah daripada harus mengobati. Jika semua orang paham akan hal seperti ini bukankah anak-anak kita nantinya akan terbebas dari bahaya jajanan yang dapat mengancam kesehatan di masa yang akan datang.
Penampilan makanan, termasuk warnanya, sangat berpengaruh untuk menggugah selera. Penambahan zat pewarna pada makanan bertujuan agar makanan lebih menarik. Penggunaan pewarna makanan alami sudah digunakan sejak dulu. Banyak contohnya seperti kunyit untuk warna kuning, suji untuk warna hijau dan lain sebagainya.
Namun pewarna alami ini ketersediaannya sulit didapat dan merupakan pewarna yang tidak homogen sehingga hasilnya terlihat pucat. Seiring perkembangan zaman dibuatlah pewarna sintetis yang dapat digunakan dalam jumlah sedikit tapi menghasilkan warna yang cerah.
Masalahnya terdapat pada layak tidaknya pewarna itu pada makanan atau jajanan. Hingga saat ini masih ada orangtua yang belum menyadari bahwa jajanan yang ada di sekolah dapat menjadi ancaman keselamatan kesehatan anaknya.
Masalah keracunan makanan tampaknya sudah langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada dan angka kejadiannya cukup tinggi. Dan hampir seluruhnya diakibatkan karena zat-zat tambahan pada makanan dan pengolahan makanan yang tidak higienis. Parahnya makanan seperti ini banyak dijual di kantin sekolah.
Sebagian pedagang yang ditemui berdalih bahwa pewarna tekstil yang mereka gunakan itu tidak berbahaya makanya mereka berani menambahkan pada jajanan mereka. Selain dengan pewarna tekstil, mereka juga tidak peduli dengan kebersihan dan proses pengolahan yang tidak higienis.
Selain itu ada motif ekonomi, mereka ingin mengeluarkan modal yang kecil untuk keuntungan yang besar. Sebab dibandingkan dengan bahan pewarna khusus makanan, bahan pewarna tekstil harganya lebih murah.
“Jika menggunakan bahan pewarna khusus makanan mengeluarakan Rp. 90.000,-/kg sementara untuk pewarna tekstil hanya mengeluarkan Rp. 70.000,-/kg,” aku Joko (nama samara) seorang penjual harumanis ditemui di rumahnya hari minggu saat ia menyiapkan bahan-bahan yang akan ia gunakan untuk membuat harumanis.
Sangat ekonomis memang jika menggunakan pewarna tekstil. Selain harganya yang murah, penggunaan pewarna tekstil hanya seperempat dari penggunaan pewarna makanan yang sesungguhnya. Dengan begitu mereka akan mendapat keuntungan yang berlipat.
Dengan menggunakan alat sederhana yang dibuat olehnya sendiri dari kayu. Pada tiga sisinya terdapat semacam pasak tiga buah yang digunakan untuk mengolah harumanis dengan cara menarik-narik adonan sehingga adonan harumanis membentuk seperti kapas.
Pewarna yang mereka gunakan mereka akui adalah pewarna tekstil yang banyak dijual di pasaran, yakni Rhodamin B. Selain menggunakan Rhodamin B Joko dan rekannya sesama pengolah harumanis juga menambahkan gula biang guna menguatkan rasa manis pada harumanis buatan mereka.
Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar.
Ciri - ciri pangan mengandung Rhodamin B, yakni berwarna merah menyala, bila produk pangan dalam bentuk larutan/minuman warna merah berpendar atau berflueresensi; dalam pengelolaan tahan terhadap pemanasan (direbus/digoreng warna tidak pudar), banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es puter).
Menurut peraturan pemerintah RI NO. 28 tahun 2004, Rhodamin B adalah zat pewarna yang tidak boleh digunakan pada makanan. Dampak penggunaan Rhodamin B pada makanan adalah terjadinya iritasi saluran pernafasan, iritasi pada saluran pencernaan, iritasi kulit, iritasi mata, keracunan atau gangguan hati.
"Bila terus mengonsumsi Rhodamin B bisa menyebabkan gangguan pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Sementara jika mengonsumsi makanan yang mengandung Rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga lama-kelamaan jumlahnya terus bertambah," tutur seorang ahli gizi dr. Damayanti.
Sementara gula biang berpotensi bisa mengakibatkan penyakit kanker kandung kemih pada manusia. Efek dari rhodamin B ataupun gula biang ini baru akan kelihatan setelah puluhan tahun.
Keracunan
Berdasarakan informasi yang diperoleh dari dokter bahwa suatu penelitian mengenai keracunan yang terjadi menyatakan bahwa tingkat SD menempati ranking pertama dalam kasus keracunan yang berasal dari makanan. Dari 3.239 kasus yang terjadi, 26,09% atau sekitar 845 kasus berasal dari sekolah. Dari jumlah kasus tersebut, didominasi tingkat SD yakni 78,57% kasus dan 3,57%-nya di tingkat taman kanak-kanak. Zat pewarna, hingga pemutih, penyedap rasa, dan pengawet menjadi asal mula keracunan tersebut.
Apakah masalah ini menjadi tanggung jawab orangtua sepenuhnya? Tentu saja tidak, orang tua memang berperan dalam menjaga kesehatan anak-anaknya. Tapi ketika sudah memasuki lingkungan sekolah guru lah yang berperan dalam memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh murid-muridnya.
Masyarakat, orang tua dan guru seharusnya lebih waspada terhadap ancaman makanan yang berbahaya. Dengan cara memberi pengertian kepada anak atau murid mereka mengenai makanan yang akan mereka konsumsi. Beri pengertian bahwa mereka tidak seharusnya memberi makanan dengan warna yang mencolok.
Akan lebih baik jika orangtua tidak lagi memberikan bekal materi kepada anaknya saat bersekolah. Berikan juga bekal makanan dari rumah. Karena lebih baik mencegah daripada harus mengobati. Jika semua orang paham akan hal seperti ini bukankah anak-anak kita nantinya akan terbebas dari bahaya jajanan yang dapat mengancam kesehatan di masa yang akan datang.
Langganan:
Postingan (Atom)